Senin, 14 Maret 2011

Politik

Metrotvnews.com, Jakarta: Koalisi di bawah naungan Sekretariat Gabungan diperkirakan tidak bertahan lama, karena adanya friksi di internal Partai Demokrat. Desakan kader muda Partai Demokrat yang dinilai mewakili kegelisahan partai secara umum tidak mendapat respons dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden telah menebar keraguan. Penilaian itu disampaikan Pakar Politik Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi dan Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi secara terpisah, Ahad (13/3).

Dalam diskusi yang digelar Lembaga Penegakan Hukum dan Strategi Nasional (LPHSN) di Jakarta, Kristiadi memaparkan pernyataan presiden yang berbeda dengan para kader Demokrat telah menimbulkan demoralisasi di internal partai.

"Wasekjen Saan Mustafa mengatakan jika reshuffle tidak dilakukan justru menjadi beban bagi presiden, Ikhsan Mojo menyebut beberapa menteri berkategori kinerja buruk dan beberapa pernyataan tokoh lain yang memberi sinyal kuat akan dilakukan reshuffle. Tapi, Presiden menjawab kalau reshuffle tidak logis. Bagi saya, ini halilintar," ujarnya.

Menurut dia, sikap presiden tersebut akan menularkan keragu-raguan di internal Partai Demokrat. "Presiden menebar virus keragu-raguan di antara tokoh Partai Demokrat. Kebingungan ini timbul karena kekuasaan," imbuhnya.

Sementara itu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarrok menyatakan, pernyataan kalangan muda Partai Demokrat selama ini tidak mewakili partai, melainkan sikap pribadi. "Pernyataan itu wajar saja. Setiap kader diberi keleluasaan bicara. Itu bukan sikap resmi partai," ujarnya singkat. (MI/RIZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar